Halaman

Sabtu, 29 Februari 2020

Makalah Evaluasi

Assalamualaikum, saya kali ini akan berikan ilmu yang bermaanfaat bagi kalian semua, tentang evaluasi yang berupa makalah. Semoga makalah ini bisa membantu anda untuk bisa menyelesaikan tugas, atau makalah ini menjadi reverensi yang bermanfaat.

selamat membaca
BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Evolusi merupakan perubahan biologis yang dialami mahluk hidup seiring berjalannya waktu. Ada banyak sekali bukti dari banyak sumber independen mendukung keberadaan evolusi, yang tidak bertentangan dengan keyakinan agama atau keyakinan kepada Tuhan. Ilmuan menggunakan teori evolusi untuk menjawab pertanyaan seperti: "Mengapa ada banyak sekali jenis tanaman dan spesies hewan?" Dan "Bagaimana bisa kesamaan diantara spesies dapat dijelaskan?" .
Selama lebih dari seratus tahun, argumen pro dan kontra terhadap teori evolusi telah diteliti dan diperdebatkan. Benarkah evolusi itu ada? Apa buktinya kalau evolusi itu ada? Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan / fakta yang ada di sekitar kita. Bagi para spesialis di bidang biologi dan disiplin ilmu lain yang terkait, mungkin pertanyaan tersebut sudah terjawab. Akan tetapi, bagaimana bagi kelompok lain yang tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti jalannya perkembangan teori evolusi?   .
Pernahkah kita berpikir, siapakah nenek moyang kita? Dari berbagai proses pengamatan, bukti yang ada, dan penelitian yang dilakukan para ahli, akhirnya muncul suatu teori evolusi. Berdasarkan data atau indikasi yang ada, makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) telah menghuni bumi jutaan tahun yang lampau. Jenis-jenis yang hidup di masa lampau tersebut berbeda dengan jenis yang hidup pada masa sekarang ini. Bahkan beberapa jenis hewan dan tumbuhan purba saat ini telah punah, tinggal fosilnya saja.
B.       Rumusan Masalah
1.                  Apa itu evolusi?
2.                  Apa saja pembagian dari evolusi?
3.                  Bagaimana sejarah evolusi?
4.                  Apa saja teori-teori yang mendukung evolusi?
5.                  Apa saja petunjuk-petunjuk terjadinya evolusi?
6.                  Apa saja yang tergolong dalam mekanisme evolusi?
7.                  Bagaimana perkembangan teori evolusi?

C.       Tujuan
1.                  Untuk mengetahui apa itu evolusi.
2.                  Untuk mengetahui macam-macam evolusi.
3.                  Untuk mengetahui dan memahami sejarah evolusi.
4.                  Untuk mengetahui teori-teori pendukung evolusi.
5.                  Untuk mengetahui dan memahami petunjuk-petunjuk evolusi.
6.                  Untuk mengetahui dan memahami mekanisme evolusi.
7.                  Untuk mengetahui perkembangan dari teori evolusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Evolusi
Evolusi berasal dari kata to evolve (bahasa Inggris) yang berarti berkembang atau berubah secara perlahan-lahan. Asal katanya adalah evolut (Latin) yang berarti menggulir.
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik.[

B.     Macam-Macam Evolusi
1.    Evolusi berdasarkan arahnya
Berdasarkan arahnya evolusi dibedakan menjadi dua.
a.    Evolusi progresif
Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung Finch.
b.    Evolusi regresif
Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus.

2.    Evolusi berdasarkan pada skala perubahannya
Berdasarkan skala perubahannya, evolusi dapat dibedakan menjadi dua.
a.    Makroevolusi
Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.
b.    Mikroevolusi
Berkebalikan dengan makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom.

3.    Evolusi berdasarkan hasil akhir
Berdasarkan hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua.
a.    Evolusi divergen
Evolusi divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.
b.    Evolusi konvergen
Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam mamalia.

C.    Sejarah Evolusi
Semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya yang dapat muncul dengan variasi baru sehingga menyebabkan keanakaragaman makhluk hidup. Adanya variasi variasi baru tersebut akan menyebabkan terbentuknya  spesis baru. Peristiwa ini disebut evolusi . Evolusi dalah proses perubahan makhluk  hidup dari generasi , secara bertahap dan perlahan lahan yang terjadi dalam jngka waktu yang sangat lama serta bersifat menurun sehingga terbentuk spesies baru.
Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori tersebut berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas, organisasi variasi genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi reproduktif, asal mula spesies dan hibridisasi. Biologi Evolusi ilmu yang lunak yang mempunyai daya prediksi lemah. Teorinya tersusun atas data yang tidak lengkap atau yang belum sempurna dipahami, meskipun ia tergolong ilmu hayat, bahasannya lebih cenderung ke kutup humanika daripada ke kutup eksakta. Teori evolusi sendiri berevolusi sejak zaman Aritoteles melalui Cuvier, lamarck, ke Erasmus Darwin dan Charles Darwin/Alfred Wallace. Tokoh yang paling terkenal adalah Darwin. Darwin banyak terpengaruh oleh Linnaeus dan Malthus. Teori evolusi sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh de Vries dan Mendel, Morgan dan Muller, lalu Mayr, Dobhansky. Di jaman Darwin belum ada genetika, paleantropologi dan geokronologi, bahkan ilmu-ilmu lain juga belum berkembang, seperti geologi, paleogeografi, dan embriologi komparatif.
Sekarang evolusi adalah teori sintetis atau teori biologi yang memanfaatkan segala disiplin yang relevan. Seperti paleontology, palaekologi, biostratigrafi, paleogeografi, biologi molekuler, biokimia, biostatistik dan lain sebagainya. Teori evolusi akan mudah dipelajari jika kita memahami prinsip-prinsip dari disiplin ilmu tersebut.
Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan fungsi yang kompleks dan beragam. Perubahan yang terjadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; perubahan progresif dan perubahan retrogresif. Perubahan progresif yaitu perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari kondisi sederhana menuju kondisi yang maju atau modern untuk dapat bertahan hidup. Perubahan retrogresif yaitu perubahan struktur dan fungsi yang menuju kepunahan. Kepunahan terjadi tidak hanya karena mundurnya struktur dan fungsi tetapi juga dapat terjadi karena perkembangan struktur dan fungsi yang melebihi proporsinya sehingga makhluk hidup tersebut tidak mampu bertahan hidup.
Perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup sangat tergantung pada struktur DNA dari makhluk hidup tersebut, sehingga pengertian evolusi biologi adalah perubahan frekuensi gena dalam suatu populasi karena faktor-faktor atau mekanisme evolusi. Adapun faktor-faktor evolusi adalah  rekombinasi seksual, mutasi, seleksi alam, arus gen / gen flow, dan genetic drift. Proses evolusi dapat berbeda dalam skala, tempo dan moda. Evolusi juga dapat berlangsung lama untuk hewan besar (makroevolusi), maka yang dapat diekplorasi adalah mikroevolusi pada makhluk hidup dengan umur generasi yang pendek
Sebagai ilmu historis yang integratif, biologi evolusi masih banyak mempunyai banyak kelemahan, sehingga dimungkinkan terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Pertentangan teori evolusi belum akan berakhir sampai sekarang. Saat ini, di berbagai negara berlangsung upaya kolektif untuk mendorong sekolah-sekolah di sana untuk mengajarkan tidak hanya teori evolusi di kelas-kelas biologi, tapi juga teori alternatifnya, seperti apa yang disebut sebagai teori kreasionisme yaitu teori penciptaan menurut kitap suci. Dalam pandangan pendukung kreasionisme, argumen  Darwin bahwa seluruh mahluk hidup ini berawal dari sebuah sel tunggal yang kemudian berevolusi selama jutaan tahun menjadi beragam spesies dan sub-spesies seperti yang kita kenal sekarang, tidak berdasarkan pada bukti yang tak terbantahkan.
Sebaliknya, mereka percaya – seperti juga yang diyakini Harun Yahya -- keragaman spesies ini terjadi karena dengan sengaja dirancang oleh Sang pencipta. Dengan kata lain, sejak awal Tuhan menciptakan, manusia, gajah, monyet, ular dan beragam mahluk lainnya secara unik. Yang satu tidak berhubungan dengan yang lain.
Ini bukan sekadar argumen ideologis. Yang menjadikan kalangan pendukung teori kreasionisme  merasa layak membantah teori Darwin adalah karena, dalam pandangan mereka,  teori-teori evolusi sendiri mengandung banyak kelemahan dan cacat. Teori-teori ini memang berdasarkan pada bukti-bukti kesamaan yang terlihat di antara fosil mahluk hidup dari jutaan tahun lalu dengan, misalnya, mahluk hidup kontemporer. Bagi para pengecam teori evolusi, rangkaian kesamaan itu tidak dengan sendirinya mengindikasikan adanya mata rantai yang berkesinambungan.  
Bagi pendukung teori evolusi teori kreasionisme juga bukan tanpa cacat. Jacob (2001) mengatakan bahwa Harun Yahya dengan bukunya Keruntuhan Teori Evolusi dikritik sebagai karangan pamlet yang total menentang teori evolusi. Teori Kreasionisme yang diajukan tidak terperinci dan tidak memberi keterangan alternatif tentang bukti-bukti evolusi menurut teori kreasionisme. Harun Yahya tampak tidak memahami makna survival of  the fittest sebagai bentuk transisi hubungan seleksi alam dan arah evolusi. Ia heran bahwa teori evolusi hanya tambal sulam, padahal seluruh ilmu alamiah adalah ilmu batu bata yang disusun satu persatu.  
Jacob (2001) juga menulis bahwa Harun Yahya terlalu takjub oleh beberapa spesies hewan seperti lebah mempunyai kemahiran membuat sarang yang tidak dapat ditiru oleh manusia. Luput dari observasinya bahwa semua makhluk hidup mempunyai keistimewaan masing-masing, yang tidak dapat ditiru oleh makhluk lain. Mahasiswa yang benar-benar ingin mendalami biologi evolusi sebaiknya membaca buku-buku ilmiah dengan sungguh-sungguh dan tidak mudah luntur imannya. Ilmu pengetahuan adalah suatu sistem untuk mengetahui bagaimana alam bekerja dan di belakang itu semua ada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang tetap ada meskipun ada yang mengatakan ia tidak ada.
D.    Teori  Evolusi
1.    Teori Abiogenesis (generatio spontanea)
Teori abiogenesis adalah teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Teori Abiogenesis Teori yang dikemukakan Aristoteles (384-322 SM) ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya.
Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur belut  yang menetas akan menjadi belut  yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada belut  yang berasal dari Lumpur.

Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan.
https://biologiklaten.files.wordpress.com/2012/01/170px-leeuwenhoek_microscope.png?w=584
Gambar 9.1. Mikroskop yang dibuat Antonie Van Leeuwenhoek

Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in a drop of water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah John Needham.
2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis adalah teori asal usul kehidupan yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain. Adapun para ilmuwan yang mengemukakan teori ini Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Mereka melakukan pengamatan tersendiri yang lebih terencana dan terstruktur.
  • Percobaan Francesco Redi (1626-1698)
Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menyanggah teori abiogenesis. Redi membuat percobaan dengan memasukkan daging ke dalam dua buah toples; toples tanpa penutup (terbuka) dan toples dengan penutup.
Setelah beberapa hari diamati, muncul larva di daging dalam toples yang terbuka. Sementara daging di toples yang tertutup bersih. Redi pun berkesimpulan bahwa belatung tersebut berasal dari lalat-lalat yang masuk ke dalam toples dan bertelur di sana. Tidak berhenti sampai di situ, Redi kembali membuat percobaan untuk meyakinkan kesimpulannya.
asal usul kehidupan
Percobaan Francesco Redi (Sumber: socratic.com)
Dia memodifikasi toples yang digunakan dengan membuat tutup yang terbuat dari kain kassa. Hal ini dia lakukan agar udara dari luar bisa masuk dan terjadi pembusukan daging, tetapi lalat tidak dapat masuk sehingga mencegah munculnya telur lalat. Hasilnya? Daging tersebut membusuk, dan tidak ada larva yang lahir. Francesco Redi membuktikan bahwa larva yang muncul bukan berasal dari daging, melainkan telur lalat.
  • Percobaan Lazzaro Spallanzani (1765)
Hampir mirip dengan percobaan yang dilakukan oleh Redi, Spallanzani berusaha membuktikan bahwa munculnya organisme berasal dari organisme lain yang hidup. Spallanzani melakukan pengujian dengan memanaskan air kaldu (rebusan daging) di dua tempat yang berbeda. Setelah dipanaskan, masing-masing wadah diberikan kondisi yang berbeda: wadah yang pertama diberi penutup, sementara wadah satunya dibiarkan terbuka.
asal usul kehidupan
Percobaan Lazzaro Spallanzani (Sumber: timetoast.com)
Setelah didiamkan beberapa hari, terlihat bahwa di wadah yang terbuka, kondisi air kaldu menjadi keruh dan aromanya busuk. Di sisi lain, kondisi air kaldu pada wadah yang tertutup tetap jernih. Kok bisa? Ini terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme yang berasal dari udara bebas. Lazzaro Spallanzani membuktikan bahwa organisme tidak lahir dari benda mati (air, kaldu), melainkan dari makhluk hidup lain.

  • Percobaan Louis Pasteur
 Meskipun sudah dilakukan penelitian oleh Redi dan Spallanzani, teori abiogenesis tetap berdiri. Para pendukungnya menyangkal kesimpulan yang dibuat oleh Spallanzani dan mengatakan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh karena tidak ada udara. Menurut mereka, udara dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
Sampai akhirnya Louis Pasteur, ahli biokimia kebangsaan Perancis, berhasil menyempurnakan percobaan Spallanzani. Sekaligus mematahkan teori abiogenesis. Pasteur memodifikasi salah satu wadah yang digunakan Spallanzani dengan wadah labu berleher panjang. Untuk apa? Leher panjang ini berguna sebagai indikator yang memberitahukan bahwa masih ada hubungan antara labu dan udara di luar (masih ada oksigen untuk mikroorganisme hidup).
asal usul kehidupan
Ilustrasi oleh Megan Whitaker
Lalu bagaimana hasilnya?
Setelah dipanaskan dan didiamkan beberapa hari, ternyata air kaldu yang ditempatkan di labu berleher panjang tetap jernih. Tetapi, di bagian ujung lehernya muncul banyak debu dan kotoran. Sementara pada wadah yang terbuka, mengandung mikroorganisme.
Louis Pasteur membuktikan bahwa mikroorganisme yang muncul dari air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, tetapi dari mikroorganisme yang ada di udara luar.
Eksperimen ini pun mematahkan teori abiogenesis dan menghasilkan teori baru dengan 3 isi sebagai berikut:
1) Omne vivum ex ovo: Semua makhluk hidup berasal dari telur
2) Omne ovum ex vivo: Semua telur berasal dari makhluk hidup
3) Omne vivum ex vivo: Semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

3. Teori Evolusi Kimia

Proses pembentukan kehidupan di permukaan bumi terjadi secara perlahan-lahan menghasilkan adanya kehidupan yang diterangkan menurut teori abiogenesis modern oleh Oparin dan Haldane. Pada tahun 1920-an, dua orang ahli (Oparin dari Rusia dan Haldane dari Inggris) membuat postulat bahwa atmosfer bumi pada zaman purba memiliki kecenderungan menyintesis senyawa organic dari molekul anorganik purba, yaitu metana (CH4), ammonia (NH3), hidrogen (H2), dan air (H2O). Namun, Oparin dan Haldane hanya mengemukakan pstulat (hipotesis yang tidak didukung dengan bukti-bukti). Alasannya karena sulit meniru kondisi atmosfer purba.

Tahapan Evolusi Kimia
Evolusi kimia berlangsung sebelum evolusi biologi. Tahapan yang diperkirakan terjadi adalah sebagai berikut.
1.      Pembentukan senyawa kimia organik sederhana dari zat-zat anorganik dengan bantuan energi kosmis di atmosfer purba.
2.      Pembentukan senyawa kimia yang lebih kompleks: urea, formaldehid, asetat, dan sebagainya  asam amino, glukosa, asam lemak, nukleotida.
3.      Pembentukan senyawa kompleks dengan cara polimerasi senyawa monomer organic:
4.      asam amino  polimer protein
5.      glukosa  polimer amilum, selulosa
6.      asam lemak + gliserol  lemak
7.      nukleotida  RNA
8.      Beberapa molekul sederhana dan molekul polimer berinteraksi menjadi agregat seluler. Beberapa molekul berfungsi secara structural dan menjadi substrat reaksi untuk menghasilkan energi bagi reaksi-reaksi sintesis.
9.      Beberapa molekul (nukleotida) mengalami polimerasi menjadi RNA yang mampu bertindak sebagai enzim untuk sintesis, sekaligus mengarahkan jalannya reaksi-reaksi dalam kompartemen (koaservat atau protobion).
10.      RNA menjadi cukup stabil untuk bertindak sebagai molekul pembawa informasi genetis.
11.      Reaksi-reaksi kimia agregat cikal bakal seluler tersebut tersekat atau terjebak dalam sekat hidrofobik (lemak) dan ini menjadi cikal bakal sel.

4. Evolusi Biologi

Miller telah membuktikan bahwa interaksi antar metana, amonia, air, dan hidrogen, ternyata membentuk asam amino yang merupakan substansi dasar sel hidup. Dengan demikian teori evolusi kimia telah berhasil dibuktikan secara eksperimental. Akan tetapi sampai sekarang belum diketahui bagaimana proses munculnya sel hidup yang pertama. Namun demikian para ahli sepakat menyusun skenario sebagai berikut:
Bahan organik yang terdapat di perairan (sup purba) akan saling berinteraksi membentuk makromolekul. Ini dibuktikan oleh Sydney W. Fox dengan mencampur berbagai asam amino dan juga berbagai monomer atau subunit seperti glukosa dan kemudian memanaskannya. Ternyata makromolekul-makromolekul memang dapat terbentuk. Makromolekul yang telah terbentuk cenderung membentuk agregat atau koaservat. Koaservat berbentuk bulatan atau tetesan kecil di dalam air dan dibatasi dari medium luarnya oleh lapisan membran tipis. Fox dalam percobaannya juga menunjukkan bahwa molekul protein yang terbentuk dengan pemanasan juga membentuk koaservat. Koaservat-koaservat memiliki membran yang memisahkannya dari medium di sekelilingnya. Bahkan Fox juga menunjukkan bila koaservat tersebut dimasukkan de dalam larutan yang hipertonik, mereka akan menyusut. Ini menunjukkan bahwa koaservat mempunyai sifat dapat melakukan osmosis seperti halnya sel hidup.
Tahapan dalam evolusi kehidupan menurut hipotesis Oparin: 1. Bumi primitif. Atmosfir mengandung hidrogen, air, metana dan amonia. 2. Sintesis dari campuran organik sederhana: alkohol, gliserin, asam organik, purin, dan pirimidin. 3. Sintesis dari makromeolekul: karbohidrat, lemak, protein, enzim, nukleotida, dan asam nukleat. 4 Gabungan dari berbagai makromolekul membentuk partikel-partikel besar dan kompleks. 5. Membran membungkus organisme-organisme heterotrof primitif yang melakukan fermentasi. 6. Permulaan duplikasi dan reproduksi molekular. 7. Fotosintesis dan respirasi.
Koaservat satu dengan yang lain lalu berinteraksi membentuk koaservat yang lebih besar. Ini memungkinkan terbentuknya berbagai campuran molekul-molekul berbeda di dalam satu koaservat. Terbentuknya membran primitif akan disusul oleh terbentuknya membran yang sesungguhnya. Membran tersebut akan melindungi makromolekul-makromolekul yang ada di dalamnya. Disamping itu juga mendekatkan antar molekul tersebut agar dapat lebih mudah berasosiasi atau meningkatkan kesempatan mereka melakukan reaksi-reaksi kimia.
Koaservat dengan membran akan berkembang menjadi lebih kompleks bila di dalam reaksi kimia selanjutnya dapat membentuk asam nukleat yang dapat memegang peranan penting dalam pengendalian aktivitas koaservat, termasuk kegiatan pembentukan keturunan yang harus memiliki struktur dan komposisi molekul-molekul yang  sama dengan koaservat induknya. Fase inilah yang dianggap sebagai tahap sel hidup pertama (sel primitif).
Transformasi bahan organik hasil evolusi kimia menjadi sel hidup yang pertama, berlangsung melalui evolusi biologi, dan berlangsung sampai sekarang hingga tercipta seluruh makhluk hidup yang ada saat ini.
E.     Petunjuk-Petunjuk Evolusi
Petunjuk evolusi digunakan untuk menjawab kebenaran tentang adanya evolusi. Petunjuk evolusi berupa fakta-fakta yang terdapat di bumi yang mendukung peristiwa evolusi sebagai berikut.

1.      Variasi dari Individu-Individu dalam Satu Keturunan
Kenyataan di alam tidak pernah ditemukan individu yang sama persis, meskipun dalam satu keturunan. Adanya perbedaan tersebut menimbulkan variasi. Individu yang mengalami variasi disebut varian. Darwin berpendapat variasi-variasi tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar, misal makanan, suhu, dan tanah. Jika individu yang telah mengalami perubahan berada pada tempat yang berbeda dari asalnya, dalam perkembangannya akan mengalami perubahan yang sifatnya menetap dan akan makin berbeda dengan nenek moyang dari tempat asal-usulnya. Darwin juga berpendapat pada peristiwa domestikasi spesies yang dimuliakan, manusia berasal dari spesies liar yang kemudian mengalami perubahan yang akhirnya terjadi variasi. Terjadinya variasi digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi yang mengarah pada terbentuknya spesies-spesies baru.


2.      Petunjuk Fosil dari Berbagai Lapisan Bumi
Fosil digunakan sebagai petunjuk evolusi karena merupakan sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah membatu yang berada pada lapisan-lapisan bumi. Lapisan-lapisan bumi menunjukkan tingkat usia bumi sehingga dapat dijadikan petunjuk adanya hewan atau tumbuhan pada masa-masa tertentu. Umur fosil ditentukan berdasarkan lapisan bumi tempat fosil ditemukan. Dengan membandingkan macam˗macam fosil dari berbagai lapisan bumi diperoleh petunjuk bahwa telah terjadi evolusi. Adanya perubahan bentuk˗bentuk fosil dari lapisan bumi yang tua ke lapisan bumi yang muda, merupakan petunjuk mengenai adanya evolusi. Ditemukannya fosil kuda secara lengkap pada setiap zaman geologi menunjukkan adanya perubahan secara berangsur˗angsur dalam waktu yang lama sesuai dengan perubahan masa. Kuda yang pertama ditemukan disebut Eohippus yang hidup pada zaman Eosin 60 juta tahun yang lalu.
Perubahan-perubahan yang terjadi dari Eohippus sampai Equus adalah sebagai berikut.
a.       Ukuran dari sebesar kucing berkembang sampai menjadi sebesar kuda seperti sekarang.
b.      Perkembangan kepala makin besar sehingga jarak antara ujung mulut dengan mata makin panjang.
c.       Leher makin tumbuh panjang dan mudah digerakkan.
d.      Perkembangan geraham depan dan belakang makin sempurna untuk menghancurkan makanan (rumput) secara mekanis.
e.       Anggota tubuh makin panjang, sehingga kemampuan
f.       berlari makin cepat.
g.      Perubahan bentuk dan jumlah jari kaki dari berjumlah 5 hingga tinggal satu jari yang tumbuh membesar dan panjang. Jari ke-2 dan ke-4 mereduksi hingga tidak berfungsi lagi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTZ4jxpiYVaKgtPhVHWkZdLdimHbAQrkDm2vmJ0ZKrdyoRwMJcVdQzyd5LmXzz8LtCS9hg1BWdHxXAWhyphenhyphen181jU7bwtYpIfO5R_uVrX9Rs4hWv7Y0BM3GJd_bzBVgTbQrLLwNGOi2hZH3Y/s400/gjsdjhgfsdhj.png

Gambar. 1.4 Evolusi kuda
Sumber. Encarta Encyclopedia

3.      Homologi Antarorgan-organ pada Makhluk Hidup
Homologi adalah organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah strukturnya sehingga fungsinya berbeda. Homologi digunakan sebagai petunjuk evolusi dengan membandingkan asal-usul organ-organ makhluk hidup tersebut dari berbagai spesies. Contoh, tangan manusia homolog dengan kaki depan kucing, kuda, buaya, dan vertebrata lainnya, namun fungsi dari anggota depan masing- masing spesies tersebut berbeda. Sebaliknya, organ-organ yang sama fungsinya tetapi memiliki asal˗usul yang berbeda disebut analog. Contoh, sayap burung analog dengan sayap serangga. Macam˗macam anggota gerak itu pada spesies-spesies tersebut mengalami modifikasi yang adaptif.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAi0U349UChQzwMpCe-V8-zwtEW2G46SJAGSLscKgrYgau376-X2lWz23ygWvnmKWrZT6kqZYEMV3P1Vte-95O5N86lNuCy4-1DyuuwYg3RzFYpsNN7DH4UT52gB5zUHBCtaE-GsHXCBc/s320/hsdfgf.png

Gambar 1. 5 Homologi anggota tubuh depan berbagai macam Vertebrata
Sumber: Encarta Encyclopedia

4.      Embriologi Perbandingan dalam Perkembangan Makhluk Hidup
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio. Perkembangan embrio menunjukkan adanya kesamaan pada fase-fase perkembangannya. Haeckel (1834–1919) mengemukakan Teori Rekapitulasi yang menyatakan bahwa suatu organisme atau individu dalam perkembangannya (ontogeni) cenderung untuk merekapitulasi tahap-tahap perkembangan yang telah dilalui nenek moyangnya (filogeni). Filogeni adalah sejarah perkembangan organisme dari filum paling sederhana hingga paling sempurna. Ontogeni adalah sejarah perkembangan organisme dari zigot sampai dewasa. Ontogeni organisme merupakan ulangan dari sejarah perkembangan evolusi atau dengan kata lain ontogeni merupakan ulangan singkat dari filogeni. Dalam embriologi perbandingan terdapat hubungan kekerabatan pada Vertebrata yang ditunjukkan adanya persamaan bentuk perkembangan yang dialami dari zigot sampai embrio. Makin banyak persamaan yang dimiliki embrio-embrio menunjukkan makin dekatnya hubungan kekerabatan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzv0SQeUva9ajKw6gFgoyHYTFIPAYHEW-Lxe5M07TB11iONqPWX4UOUCVnlZE09FRyDmy-Yt5rDrdhYS0gojMnLTKg6B1MEhk-kGW7H6uZ5EKMJoU5Gr3f-bDlUSovteAJ4gmFCA7aA_o/s320/jhksdgfijks.png

Gambar. 1.6 Perkembangan bermacam-macam embrio Vertebrata
Sumber: Biologi, 1992

5.      Pengaruh Penyebaran Geografis Makhluk Hidup
Letak geografis berpengaruh terhadap faktor-faktor utama yang menentukan berbagai tipe atau karakteristik habitat tertentu. Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya jenis tumbuhan yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut. Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari. Matahari bertanggung jawab tidak hanya sebagai intensitas cahaya yang tersedia untuk proses fotosintesis tetapi juga temperatur pada umumnya. Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu daerah adalah kelembapan. Curah hujan yang banyak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang sedikit membantu komunitas yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, dan rumput. Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya daerah-daerah biografi. Daerahdaerah biografi menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka berasal, bagaimana mereka menyebar, dan bagaimana distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan tentang sejarahnya pada masa lalu.

F.   Mekanisme Evolusi
Proses evolusi dapat terjadi karena variasi genetik dan seleksi alam. Adanya variasi genetik akan memunculkan sifat-sifat baru yang akan diturunkan. Variasi genetik ini disebabkan karena adanya mutasi gen. Seleksi alam juga merupakan mekanisme evolusi. Individu-indivu akan beradaptasi dan berjuang untuk mempertahankan hidupnya, sehingga individu akan mengalami perubahan morfologi, fisiologi, dan tingkah laku. Faktor-faktor yang berpengaruh di dalam mekanisme evolusi antara lain seperti berikut.
a. Mutasi. Peristiwa mutasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan frekuensi gen, sehingga akan mempengaruhi fenotipe dan genotipe. Mutasi dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Sifat menguntungkan maupun merugikan tersebut terjadi jika:
dapat menghasilkan sifat baru yang lebih menguntungkan,
dapat menghasilkan spesies yang adaptif,
memiliki peningkatan daya fertilitas dan viabilitas.
Selain menguntungkan, ada kemungkinan mutasi bersifat merugikan yaitu menghasilkan sifat-sifat yang berkebalikan dengan sifat-sifat di atas.
b. Seleksi alam dan adaptasi. Proses adaptasi akan diikuti dengan proses seleksi. Individu yang memiliki adaptasi yang baik akan dapat mempertahankan hidupnya, memiliki resistensi yang tinggi dan dapat melanjutkan keturunannya. Sedangkan individu yang tidak dapat beradaptasi akan mati selanjutnya akan punah. Untuk memahami adaptasi dan seleksi alam.
c. Aliran gen. Dengan adanya aliran gen maka akan terjadi perpindahan alel di antara populasi-populasi melalui migrasi dan individu yang kawin.
d. Perkawinan yang tidak acak. Perkawinan tak acak dapat mengakibatkan alel yang membawa sifat lebih disukai akan menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi, sedangkan alel dengan sifat yang tidak disukai akan berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi. Perkawinan yang terjadi antar keluarga dekat dapat mengakibatkan frekuensi gen abnormal atau gen resesif.
e. Genetik drift. Genetik Drift merupakan perubahan secara acak pada frekuensi gen dari populasi kecil yang terisolasi. Keadaan ini dapat Anda jumpai pada populasi terisolir kaum Amish di Amerika, ternyata ada yang membawa alel yang menyebabkan sifat cebol satu dari setiap seribu kelahiran. Hasil perkawinan secara acak tidak akan mengubah populasi tertentu. Penghitungan populasi secara acak tersebut dapat ditentukan dengan hukum Hardy Weinberg.
Hukum Hardy Weinberg ditemikan oleh ahli Fisika W. Weinberg dan ahli matematika G.H. Hardy pada tahun 1908. Kedua ahli tersebut berasal dari inggris. Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipedalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acakmutasiseleksi, dan ukuran populasi terbatas.
Hukum Hardy Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gen dalam populasi dapat tetap distabilkan dan tetap berada dalam keseimbangan dari satu generasi.
Syarat berlakunya asas Hardy-Weinberg
a)    Perkawinan terjadi secara acak
b)    Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi, sama besar.
c)    Tidak terjadi migrasi
d)   Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar

Secara umum, hukum Hardy Weinberg dapat dirumuskan sebagai berikut.
Bila frekuensi alel A di dalam populasi diumpamakan p
Frekuensi alel a diumpamakan q
Hasil perkawinan heterozigote antara Aa × Aa akan diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Homozigot dominan AA = p × p = p2
2) Heterozigot 2 Aa = 2p × q = 2pq
3) Homozigot resesif = aa = q × q = q2
Sehingga persamaan rumusnya adalah:
p2 (AA) + 2 pq (Aa) + q2 (aa)
karena (p + q)2 = 1, maka p + q = 1, sehingga p = 1 – q

Untuk menjelaskan hukum ini digunakan contoh perkawinan sapi shorthorn warna merah, putih, dan roan. Seperti diketahui, sifat ini dikontrol oleh dua alel yang kodominan, yaitu alel merah (R) dan alel putih (r). Jika kita asumsikan bahwa frekuensi gen merah adalah p dan frekuensi gen putih adalah q, dengan p = 0,7 dan q = 0,3 maka proporsi gen sapi merah RR dan adalah p² = (0,7)² = 0,49, proporsi sapi putih = q² = (0,3)² = 0,9 dan proporsi sapi roan = 2pq = 2 (0,7) X (0,3) = 0,42. Akan dua didepan pq disebabkan oleh adanya dua kemungkinan terbentuknya sapi roan yaitu dari pertemuan sperma yang mengandung gen R dengan sel besar dengan sel telur yang mengandung gen r dan dari sperma yang mengandung gen r sperma dengan sel telur yang mengandung gen R.
Contoh paling sederhana dapat terlihat pada suatu lokus tunggal beralel ganda: alel yang dominan ditandai A dan yang resesif ditandai a. Kedua frekuensi alel tersebut ditandai p dan q secara berurutan; freq(A) = p; freq(a) = qp + q = 1. Apabila populasi berada dalam kesetimbangan, maka freq(AA) = p2 untuk homozigot AA dalam populasi, freq(aa) = q2 untuk homozigot aa, dan freq(Aa) = 2pq untuk heterozigot.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hukum hardy weinberg yaitu
1.      Jumlah frekuensi gen dominan dan resesif ( p + q ) adalah 1
2.      Jumlah proporsi dari ketiga macam genotip ( p² + 2pq + q²) adalah 1

Jadi, pada dasarnya hukum ini menyatakan bahwa frekuensi gen dominan dan resesif. Pada suatu populasi yang cukup besar tidak akan berubah dari satu generasi ke generasi lainnya jika tidak ada seleksi migrasi, mutasi, dan genetik drift. Keadaan populasi yang demikian disebut dalam keadaan
G.  Perkembangan Teori Evolusi
Evolusi merupakan perubahan makhluk hidup secara perlahan lahan dalam waktu yang lama sekali. Evolusi pertama kali diteliti oleh Charles Robert Darwin, yakni pada tanggal 27 Desember 1831 dengan menggunakan kapal AL Kerajaan Inggris HMS “BEAGLE”, pergi meninggalkan pelabuhan Plymouth menjelajah Lautan Pasifik dan pada akhir tahun 1835 terdampar di Kepulauan Galapagos.
Dari hasil pengamatan selama 3 minggu pada burung Finch di dapat hubungan antara Burung yang terdapat di Pantai Barat Ekuador (Amerika Selatan). Hasil pengamatan tersebut dibuatlah suatu Hipotesis tentang Evolusi yang dikenal dengan Hipotesis Darwin.
Banyak temuan, simpulan, dan teori yang ternyata menjadi dasar atau perhatian bagi munculnya teori evolusi. Perhatikan pokok-pokok pikiran dari teori tentang makhluk hidup berikut ini.
1. Carolus Linnaeus (1707 1778), membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi antarmakhluk hidup dengan mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok. Pengelompokan dilakukan secara berjenjang (diistilahkan dengan takson), mulai dari jenjang yang paling rendah (takson spesies) sampai jenjang yang paling tinggi (takson kingdom). Jenjang ditentukan dari pengelompokan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk pengelompokan makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokan makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
2. Georges Cuvier (1769 1832), seorang ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontologi (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi (catastrophism) yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil di lembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-lapisan (strata). Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di lapisan bawah.

3. James Hutton (1726 1797), mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus-menerus, dan lambat (dalam waktu lama).

4. Charles Lyell (1797 1875), mengemukakan teori Uniformitarianisme (keseragaman). Menurut Lyell, proses perubahan lapisan batuan dan bentuk permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau tidak berubah. Charles Darwin, terinspirasi oleh teori Hutton dan Lyell dengan membuat sebuah pemikiran bahwa perubahan bumi secara lambat menunjukkan bumi sudah tua. Kemudian proses yang lambat, tetapi terus-menerus dalam waktu lama pasti menghasilkan perubahan yang cukup besar.

5. Jean Baptiste Lamarck (1744 1829), melihat adanya kecenderungan makhluk sederhana berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks dengan prinsip adanya proses perubahan menuju kesempurnaan. Perubahan menjadi sempurna ini menurut Lamarck karena harus beradaptasi pada lingkungannya. Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck melalui dua hal. Pertama, adanya proses use (menggunakan) dan disuse (tidak menggunakan) dari bagian-bagian tubuh organisme, bergantung pada kebutuhannya. Contoh yang diberikan oleh Lamarck, yaitu otot bisep (otot lengan atas) yang digunakan terus-menerus, dan otot leher jerapah yang digunakan untuk menggapai dedaunan pada pohon-pohon tinggi seperti pada Gambar berikut.

Menurut Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk menghadapi lingkungan akan berkembang lebih besar, sedangkan bagian tubuh yang kurang digunakan akan mengalami penyusutan. Kedua, Lamarck berkeyakinan adanya pewarisan sifat-sifat yang diperoleh. Keadaan otot bisep yang semakin besar akibat penggunaan terus-menerus akan diwariskan kepada keturunannya. Dengan kata lain, keturunan akan lahir dengan sifat otot bisep besar dengan sendirinya.

Demikian pula, leher panjang jerapah akan terwaris dengan sendirinya kepada keturunannya. Padahal perubahan organ tubuh tersebut hasil modifikasi, dan tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang diperoleh dapat diwariskan. Suatu kehormatan bagi Lamarck, adanya pengakuan bahwa memang adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk evolusi.

a. Pada awalnya seluruh jerapah berleher pendek, sementara daun-daunan makanannya di pohon harus dijangkau karena letaknya yang tinggi.
b. Karena sering menjangkau daun, leher jerapah semakin panjang sehingga jerapah generasi berikutnya semakin tinggi.
c. Penyesuaian dan pewarisan hasil adaptasi ini berlanjut sehingga jerapah masa kini berleher panjang.

6. Charles Darwin (1809 1882), menjelaskan bahwa evolusi menghasilkan keanekaragaman hayati. Makhluk hidup mengalami evolusi melalui mekanisme seleksi alam. Organisme yang kuatlah yang akan melestarikan jenisnya. Darwin, mengemukakan pula adanya kemampuan adaptasi organisme agar mampu melewati seleksi alam. Darwin menggambarkan fenomena ketiga hal ini melalui contoh yang terkenal, yaitu gambar perkembangan leher jerapah.

Contoh ini menjadi komparatif terhadap contoh perkembangan leher jerapah dari Lamarck.
a. Populasi jerapah, panjang lehernya berbeda-beda, ada yang panjang ada yang pendek.
b. Terjadi seleksi alam dalam hal mendapatkan makanan. Jerapah berleher pendek mati.
c. Seleksi alam berlanjut sehingga menghasilkan generasi jerapah seperti sekarang.
Menurut Darwin, seluruh makhluk hidup berkerabat melalui garis keturunan dari organisme yang hidup pada zaman purbakala. Keturunan yang berpencar ke berbagai macam habitat di muka bumi akan mengembangkan kemampuannya beradaptasi sampai setiap jenis sesuai dengan habitatnya. Dalam proses adaptasi inilah sebenarnya makhluk hidup sedang melewati fase seleksi alamiah. Karena adaptasi ke berbagai ragam habitat inilah sejarah makhluk hidup dapat digambarkan seperti sebuah pohon yang berangkat dari sebuah titik, menjalar menjadi batang, cabang, ranting, sampai ke ujung ranting, seperti pendapat Whitaker yang ditunjukkan pada Gambar 4.4. Pada tiap awal percabangan terdapat titik-titik nenek moyang bagi organisme yang berada di cabang-cabangnya. Sungguh analog dengan taksonomi dari Carolus Linnaeus.
7. Alfred Russel Wallace (1923-1913), mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori wallace adalah penelitian Biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dan Malaya. Buku penelitiannya berjudul “On the tendency of varieties to depart indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan Darwin.
8. August Weissman, menumbangkan teori Lamarck. Weismann memotong ekor tikus beberapa generasi. Menurut teori Lamarck, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya jenis tikus yang tidak berekor. Namun, hasil percobaan Weismann menunjukkan bahwa sampai generasi terakhir ekor tikus tetap sama panjangnya.



BAB 3
PENUTUP
A.  Kesimpulan

1.       Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik.

2.       evolusi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu evolusi berdasarkan arah (progresif dan regresif), evolusi berdasarkan skala perubahan (makroevolusi dan mikroevolusi) dan evolusi berdasarkan hasil akhirnya (konvergen dan divergen).

3.       Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori tersebut berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas, organisasi variasi genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi reproduktif, asal mula spesies dan hibridisasi.  Sekarang evolusi adalah teori sintetis atau teori biologi yang memanfaatkan segala disiplin yang relevan. Seperti paleontology, palaekologi, biostratigrafi, paleogeografi, biologi molekuler, biokimia, biostatistik dan lain sebagainya. Teori evolusi akan mudah dipelajari jika kita memahami prinsip-prinsip dari disiplin ilmu tersebut.

4.       Teori-teori pendukung evolusi terdiri dari teori abiogenesis,biogenesis,evolusi kimia dan evolusi biologi.

5.       Berikut fakta-fakta dari evolusi
·         Variasi makhluk hidup
·         Adanya fosil
·         Kajian geografi
·         Kajian paleontologi
·         Homologi anatomi
·         Homologi molekul
·         Homologi embriologi
6.       Mekanisme evolusi terdiri dari mutasi, seleksi alam dan adaptasi, aliran gen, perkawinan secara acak, dan genetik drift.

7.       Teori Evolusi mempelajari perubahan yang berangsur angsur menuju arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi mempelajari proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Selain itu juga, teori evolusi juga mengalami evolusi atau perubahan sesuai dengan perubahan jaman dan perkembangan teknologi. Perkembangan teori evolusi tidak lepas dari perkembangan bidang-bidang ilmu yang lain terkait dengan genetika, biokimia, biologi molekuler, fisiologi dan lain-lain. Teori evolusi berkembang sejalan dengan perubahan zaman dalam arus globalisasi.
B.     Saran
Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih baik ke depannya dalam penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya makalah ini bisa berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang pengantar pendidikan.kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar besarnya.






































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah kritikan